Mengenal Sosok Noerzakiah Darajat Ramli: “Ber(Kia)t bersama Perempuan Milenial”

Jakarta-Berita5Senayan. “Tadampengang ka’ (Maaf,red) dan terima kasih telah menunggu. Tadi ada undangan hajatan warga,” sambut ramah Noerzakiah Darajat Ramli kepada warga yang bertandang ke rumahnya, suatu waktu. Perbincangan sore itu berlangsung hangat penuh keakraban. Begitu salahsatu episode perjalanan hidup Kia, begitu ia akrab disapa, terutama sejak mulai terjun ke dunia politik.


Anggapan bahwa keberadaan perempuan dalam berbagai bidang sering dipandang sebelah mata. Misalnya di pentas legislatif, persentase jumlah perempuan di kursi parlemen masih relatif jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki. “Namun hal tersebut bisa diatasi dengan mendorong pembentukan kepemimpinan dari perempuan khususnya kalangan milenial,” ujar Noerzakiah Darajat Ramli dalam kesempatan lain berdialog dan silaturahmi dengan warga di Tanete Riattang, belum lama ini.

Pada pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 ini Kia ikut nyaleg DPRD kabupaten Bone melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk daerah pemilihan (Dapil) 1 nomor urut 2 yang meliputi Kec.Tanete Riattang, Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang Timur, dan Palakka .

Perempuan kelahiran Watampone 9 Maret 1991 ini memaparkan keadaan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, sebagai contoh.Di daerah ini meskipun telah memiliki beberapa pimpinan OPD (orgnisasi perangkat daerah) perempuan, begitu juga di lembaga parlemen. Jumlah tersebut meski relatif masih kecil, tapi setidaknya telah menunjukkan persentase yang menaik dari tahun ke tahun.

Trend tersebut dikarenakan seiring kualitas kepemimpinan perempuan di Kabupaten Bone yang semakin lebih baik. “Itu karena tantangan yang mereka hadapi lebih banyak,” jelas perempuan yang berprofesi sebagai konsultan perencana.

Contoh tantangan terhadap para perempuan itu adalah mengenai peran ganda dalam pembagian kerja, meliputi pencari nafkah dan sekaligus ibu rumah tangga. Ia menganggap tantangan tersebut pada akhirnya mendorong para perempuan di daerah ini untuk memiliki jiwa kepemimpinan.

Fakta lain bahwa jumlah perempuan pada posisi pengambilan keputusan publik sangat sedikit dibandingkan laki-laki. Menurut Kia, hal itu adalah indikasi bahwa ketidaksetaraan gender termasuk masalah utama dalam pembangunan.

Kondisi semacam ini perlu mendapat perhatian khusus. Untuk itulah, menurut Kia, salah satu hal yang perlu ditangani adalah masalah pendidikan politik bagi kaum perempuan, sehingga dengan tumbuh berkembangnya kesadaran politik dikalangan perempuan, mereka diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada sesuai potensi yang dimiliki.

Pendidikan merupakan salah satu fokus perhatian Kia, selain kesehatan, pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM), pemberdayaan perempuan, dan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu daerah dan bangsa.

Sebelumnya ke aktivitas politik, Kia berkarir sebagai konsultan perencana sejumlah proyek pembangunan. Begitu juga jenjang pendidikannya, ia mengawali sebagai sarjana teknik perencanaan wilayah dan kota “jebolan” Universitas Hasanuddin dan melanjutkan studinya hingga ke jenjang S-2. Selain itu, Kia juga aktif dalam kepengurusan OKJA Unhas 2009-2013 atau anggota Forbek (Forum Beasiswa Kemempora) Unhas 2015-2017.

Karena itu, lanjut Kia, sebagai upaya pembangunan seutuhnya harus dimulai sedini mungkin sejak manusia saat masih berada dalam kandungan ibunya dan semasa balita. Pasalnya, karena pada saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Bahkan dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa dibawah usia lima tahun (Balita) merupakan periode paling kritis karena dimasa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat.

Dan masa tersebut merupakan masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan mengalami gangguan dalam proses perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. “Karena masa tersebut merupakan tahap awal dari pembentukan dasar kemampuan,mental,intelektual dan moral yang sangat menentukan sikap, nilai dan perilaku anak dimasa dewasa,” papar Kia mengungkapkan pemikirannya.

Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Kia mengingatkan untuk berjuang bersama-sama rakyat Bone di parlemen nantinya untuk membuat kebijakan yang pro rakyat. “Hanya karena dukungan saudaraku sekalian kita dapat mewujudkan cita-cita itu semua,” tandas Kia. (RM)*

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *