LEBIH DEKAT DENGAN KANG SUAIB (Bagian 1)
“Bersahaja dengan Sosok Milenial”
Potretnya yang tersebar di sejumlah spanduk dan alat peraga lainnya mencuri perhatian pasca penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) calon legislatif (Caleg) DPR-RI untuk daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VII (kab.Bekasi,Karawang dan Purwakarta). Terutama dikalangan kaum milenial. Pasalnya, karena sosoknya yang kekinian dan stylish khas anak jaman now.

Anak muda itu bernama Mohammad Suaib. Pria yang mengusung tagline “Prung Harja” ini disebut-sebut sebagai salahsatu pionir bagi partainya untuk menarik simpati dan minat para pemilih kaum muda dan pemilih swing voter yang belum menentukan pilihannya pada Pemilu 17 April 2019. Kang Suaib, begitu ia akrab disapa, yang sebelumnya kader dan fungsionaris di sebuah partai ini kerap dikaitkan dengan fenomena politisi yang kerap jadi “kutu loncat”. “Saya mah…hanya menjalani aja dengan gerbong baru, karena gerbong yang lama sudah banyak orang dan antriannya panjang,” ujar Direktur Penta Strategic (perusahaan bidang training/pengembangan SDM) ini tersenyum menjawab tudingan tersebut.
Belakangan kita tahu, sebenarnya butuh waktu panjang bagi Sarjana Ekonomi jebolan Universitas Hasanuddin (Unhas) ini membangun trust dengan pengorbanan waktu dan materi. Jejak kaki Suaib di rimba politik nasional meski belum panjang, tapi dirasakan penuh kelok nan terjal. Bahkan ketika gagal dalam perhelatan Pileg sebelumnya, ia tak patah arang.
Di mata kawan-kawannya, pria yang mengawali tempaan sebagai aktivis senat mahasiswa dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ini dikenal adalah sosok anak muda yang tangguh, pembawaannya humble dan tak gampang menyerah. “Tidak ada “jalan buntu” dalam kamus hidup saya. Tapi selalu ada “jalan keluar” terhadap setiap masalah atau persoalan yang kita hadapi,” katanya sedikit berfilosofi.
Semasa jadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Unhas angkatan 1991, ia tinggal di asrama dekat kampus dengan segala keterbatasan dan kekurangan. Namun hal itu tidak menyurutkan naluri aktivisnya. Hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa di fakultas tempatnya menempuh studi.
Kemudian Suaib “merantau” ke Jakarta dan berlabuh di Partai Golkar karena ajakan temannya dan kemudian menjadi staf ahli di Komisi III DPR RI hingga sekarang. Dengan posisinya tersebut tidak membuat Suaib “berubah” dan ibarat kacang yang lupa kulitnya. “Beberapa tahun silam, dia pernah bantu saya. Katanya ada sedikit rejeki,” kisah Afandy Mansyur, yuniornya waktu dikampus. Tak hanya itu saja. “Ia (Suaib,red) bahkan masih ingat akarnya dan tetap menjalin silaturahmi dengan teman-teman sesama alumni yang ada di Jabodetabek,” tambahnya.
*Rusman Madjulekka*.
Pingback:LEBIH DEKAT DENGAN KANG SUAIB (Bagian 2) | Parlemen Senayan
Pingback:Kang Suaib Silaturahmi ke Rumah Daus Separo | Parlemen Senayan
Pingback:Gadis Obesitas Karawang Wafat, Kang Suaib Ucapkan Belasungkawa | Parlemen Senayan