Tak Mudah Kirim Donasi Palestina


Principal Aqsa Discovery, Danni Irawan menyerahkan donasi kemakmuran Aqsa, Sekolah Yatim & UMKM secara langsung di Palestina

JAKARTA. Berita5. Animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia untuk mengirim bantuan kepada rakyat Palestina patut diapresiasi. Namun faktanya, untuk mewujudkan “niat suci” tersebut tak semudah yang kita bayangkan. Tapi harus melalui “jalan terjal” yang berliku.

Tahun 2011, Zubeyr Sasmaz, seorang sutradara film menggambarkan rumitnya mengirim bantuan ke Palestina dalam sekuel “Valley of the Wolves” – Lembah Srigala . Alih-alih mentransfer sejumlah uang,  kiriman bantuan kemanusian pun diblokade zionis Israel.

Film dibuka dengan adegan pembunuhan di atas kapal Marmara Mavi yang menyebabkan beberapa aktifis kemanusiaan Turki tewas di tembak prajurit Israel.

“Bahkan untuk mengirimkan donasi uang hasil sumbangan para dermawan saja sampai saat ini belum ada solusinya yang dijamin aman tibanya ke penerima di Palestina,” tutur Dani Irawan, Pendiri Aqsa Discovery PLN, dalam perbincangan, selasa (2/7) di Jakarta.

Lebih jauh, Danni Irawan menuturkan bahwa sejak tahun 2015 Aqsa Discovery secara rutin 2-3 kali pertahun membawa langsung dana sumbangan para donatur dari keluarga besar PLN sejumlah US$25.000-US$30.000 untuk pemeliharaan Masjidil Aqsa, donasi untuk sekolah anak yatim, serta bantuan untuk usaha usaha kecil yang dikelola warga Palestina.

Menurut kami cara ini sangat efektif, karena sekaligus juga para jama’ah berbelanja berbagai macam produk pertanian, seperti kurma, buah zaitun, minyak zaitun serta produk-produk cindera mata, sehingga para jama’ah juga telah ikut menggairahkan ekonomi rakyat Palestina.

“Kami pernah mencoba mengirim dana donasi ke Palestina, namun gagal berhubung Yerusalem maupun kota-kota di Tepi Barat berada dibawah kontrol Israel, sedangkan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Dibulan Ramadhan 2019 lalu lanjut Danni, atas saran seorang sahabat saya mencoba mentransfer melalui “Western Union” sebuah lembaga keuangan internasional yang saat ini bekerja sama dengan PT. Pos, (sebelumnya dengan Bank Danamon).

Namun setelah berkordinasi dengan perusahaan jasa pengiriman plat merah itu, lanjut Danni, terbentur kendala bahwa pihak manajemen tidak bisa menjamin kepastian tiba di tujuan karena Palestina atau Israel merupakan daerah konflik perang, pihak PT. Pos kemudian menunjukkan daftar negara-negara yang dianggap sebagai wilayah konflik.

Begitulah liku-liku untuk pengirman donasi ke Palestina. Sampai saat ini kami belum menemukan solusinya,” ungkap Danni. (RM)*


Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *